7 Desember 2012

Pelecehan Seksual di Parlemen Sri Lanka

Pelecehan Seksual di Parlemen Sri Lanka



Pelecehan Seksual di Parlemen Sri LankaKOLOMBO, KOMPAS.com - Seorang menteri Sri Lanka dituduh melakukan pelecehan gender (seksisme) setelah ia mengatakan kepada seorang mantan ratu kecantikan yang kini anggota parlemen bahwa ia begitu terpesona oleh penampilan perempuan itu sehingga ia tidak mampu menjawab pertanyaannya di parlemen.

Rosy Senanayake, mantan Ratu Kecantikan Sri Lanka dan Mrs World yang juga bertugas sebagai Komisaris Tinggi negaranya di Malaysia, bertanya kepada Menteri Kumara Welgama tentang keadaan Dewan Transportasi negara itu. Bukannya menjawab pertanyaan Senanayake, Welgama malah mengatakan dirinya "tersedak" oleh kecantikan perempuan itu dan akan menggambarkan perasaannya tentang dia di luar ruangan.

"Saya sangat senang untuk menjawab pertanyaan seorang ratu kecantikan seperti Rosy Senanayake. Anda seorang perempuan yang anggun. Saya tidak punya kata-kata untuk menggambarkan perasaan saya. Saya tidak bisa menjelaskan perasaan saya di sini. Tetapi jika kamu bertemu saya di luar (ruang) parlemen, saya akan menjelaskannya."

Menteri yang genit itu menambahkan, "Ketika saya melihat dia, pikiran saya menjadi kacau dan saya tidak ingin ungkapkan itu kepada publik," katanya.

Nyonya Senanayake, 54 tahun, yang telah terlibat dalam politik selama lebih dari 20 tahun dan menjabat sebagai Duta Besar Kehormatan PBB, mengatakan menteri itu bermaksud untuk memujinya. Namun dalam kenyataannya, sang menteri justru telah menghinanya dengan berfokus pada penampilannya, bukan menjawab pertanyaannya.

"Saya masih dikenal sebagai seorang ratu kecantikan. Namun saya pernah menjadi seorang komisaris tinggi dan berada di bidang politik untuk waktu yang lama. Sebagai seorang perempaun anda tidak dikenal sebagai seseorang yang telah melakukan begitu banyak portofolio, selalu dirujuk ke kencatikan pada masa kejayaan anda. Saya tidak menyesal menjadi seorang ratu kecantikan. Itu hanya fase sebagai seorang gadis muda dan itu memberi saya sebuah platform untuk mengkampanyekan apa yang saya yakini, seperti isu-isu gender," katanya seperti dikutip Telegraph, Kamis (6/12).

Tidak ada komentar: