13 November 2012

Karya Seni Indonesia yang Mendunia

"SANG JUARA"
Karya Seni Indonesia yang Mendunia


JAKARTA (Suara Karya): Sejumlah perupa/pelukis Indonesia sudah digolongkan maestro di tingkat dunia. Sebut saja Raden Saleh, Affandi, Hendra Gunawan, Srihadi, dan lainnya. Kini, sejumlah perupa/pelukis muda mencoba untuk mengikuti jejak senior mereka. Termasuk generasi muda itu adalah Sugiarso Widodo, Effendi, Agung Kurniawan, Yuswantoro Adi, Isa Perkasa, Eko Hartanto, dan Feri Eka Chandra, serta yang lainnya.

Mereka itu, melalui Yayasan Seni Rupa Indonesia (YSRI), menggelar pameran lukisan para pemenang Indonesia Art Award 1994-2010 di Galeri Nasional Indonesia, Jalan Medan Merdeka Timur No 14, Jakarta Pusat. Pameran yang berlangsung 12 Juli hingga 27 Juli 2012 ini bertema "Sang Juara: 1994-2010".
Kompetisi seni rupa Indonesia Art Award, yang semula bernama kompetisi seni lukis Philip Morris Indonesia Art Award cukup diperhitungkan di ASEAN. Kompetisi yang berlangsung sejak 1994-2010 ini telah menghasilkan para juara yang kemudian menjadi bintangnya seni rupa kontemporer Indonesia, bahkan beberapa di antaranya berhasil menembus medan seni rupa global. Pameran ini melibatkan sekitar 60 perupa, yang pernah menjadi juara, antara lain Sunaryo, Nyoman Erawan, Dede Eri Supria, Hanafi dan Putu Wirantawan.
Menurut Ketua Umum YSRI Titiek Soeharto, ajang ini, yang juga dilengkapi dengan berbagai diskusi seni, diharapkan dapat memberikan masukan-masukan yang segar dan berharga untuk perbaikan kompetisi Indonesia Art Awards ke depan, baik format maupun tema. Selain pameran, YSRI juga menggelar Artist Talk & Sosialita Melukis, Selasa (17/7), di ruang pameran, pukul 14.00 - 16.00 , yang diisi oleh Astari Rasjid dan Magdalena Pardede.
"Semuanya sudah disediakan, dari cat, kanvas, dan sebagainya. Mereka tinggal melukis," kata Titiek, Kamis (12/7).
Menurut kurator Rizki A Zaelani, pameran ini bertujuan untuk mengenang sekaligus memetakan kembali tanda-tanda penting dalam pengalaman perkembangan seni rupa Indonesia. Karya para seniman "sang juara" itu kini tetap menunjukkan kecenderungan karya yang kurang lebih masih mirip dengan kebiasaan artistik mereka ketika karyanya masing-masing terpilih sebagai juara. Beberapa orang seniman saja memperlihatkan perubahan dalam karyanya. (Adi)

Tidak ada komentar: